Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

MIRIS, Mereka Nyaris Habis [Orangutan Under Cover]

Published by Martina Kurniarum under on 06.30






ANIMAL PSYCOLOGY

  • Tokoh dalam Psikologi Hewan
Edward Chace Tolman (1886 - 1959) adalah seorang Psikolog Amerika. Ia paling terkenal atas studi tentang psikologi perilaku. Lahir di West Newton, Massachusetts, saudara CalTech Richard Chace Tolman, Edward C. Tolman studi di Massachusetts Institute of Technology, dan ia menerima Ph.D. dari Universitas Harvard pada 1915. Sebagian besar waktunya telah menghabiskan karirnya di University of California, Berkeley (1918-1954), di mana dia mengajar psikologi.Tolman yang terbaik dikenal untuk studi belajar di tikus menggunakan mazes, dan ia menerbitkan artikel banyak percobaan, yang karya-Nya dengan Ritchie dan Kalish pada 1946 adalah mungkin yang paling berpengaruh. Kontribusi utama teorinya datang di buku 1932, tetap dalam Perilaku Binatang dan laki-laki, dan dalam serangkaian karya dalam Psychological Review, "Menentukan Perilaku dari Pilihan di Titik" (1938) dan "Peta Kognitif dalam Tikus dan Laki-laki" (1948), dan "Prinsip kinerja" (1955).Meskipun Tolman telah tegas dalam metodologi perilaku, dia tidak behaviorist radical seperti BF Skinner. Sebagaian dari judul buku pada tahun 1932 itu menunjukkan, dia ingin menggunakan metode perilaku untuk memperoleh pemahaman tentang proses mental manusia dan hewan lainnya. Dalam studi belajar di tikus, Tolman berusaha untuk membuktikan bahwa binatang dapat mempelajari fakta-fakta tentang dunia yang kemudian dapat mereka digunakan dalam cara yang fleksibel, bukan hanya belajar tanggapan  otomatis  yang tidak dipicu oleh stimuli lingkungan. Teori yang saingannya, yang lebih mekanik yaitu  "SR" (stimulus-respon) memperkuat pandangan-driven, telah dinyatakan oleh Clark L. Hull.
  • Animal Welfare
Defenisi Animal welfare atau kesejahteraan satwa adalah suatu keadaan fisik dan psikologi hewan sebagai usaha untuk mengatasi lingkungannya.
Berdasarkan UU No.18 tahun 2009 Animal Welfare adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.


ORANGUTAN

Di era kemajuan dunia seperti sekarang, kepedulian manusia terhadap lingkungannya telah banyak mengalami degradasi. Manusia tak lagi memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan pada lingkungan dari kemajuan teknologi. Hutan mengalami deforestasi besar-besaran dengan berbagai alasan, tentu saja beserta isinya. Dunia mulai menghadapi krisis pangan global akibat pemanasan global. Berbagai macam satwa terancam punah. Adik-adik kecil yang manis saat ini -mungkin- hanya mengenal cerita-cerita riangnya binatang-binatang liar di hutan lewat buku bacaan atau film. Salah satu satwa yang hampir terancam punah adalah Orangutan. Siapa yang tak mengenal satwa satu ini? Mata-mata kepedulian berbagai bangsa telah ada untuknya. Bagaimana dengan penduduk lokal Indonesia? Silahkan bertanya dalam hati masing-masing.

Dari sekian banyak satwa yang hampir punah, kenapa yang dibahas cuma orangutan saja?
Karena penulis percaya, kita semua pada dasarnya adalah insan yang memiliki kepedulian, maka penulis memulai dari hal kecil yang ia tahu.

Mengacu pada judul artikel ini, penulis akan berbagi dengan pembaca bagaimana keadaan MIRISmengenai jumlah populasi Orangutan yang nyaris habis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama hidupnya.

  • Kenapa sih Orangutan itu penting untuk dilestarikan?
Karena, "Manusia perlu hutan, Hutan perlu Orangutan" (Dikutip dari semboyan Yayasan Orangutan Indonesia). Alasan yang sederhana bukan? tetapi -mungkin- selanjutnya Anda akan bertanya, Bagaimana bisa 'Hutan perlu Orangutan'?
Jadi, Orangutan adalah jenis primata yang gemar bergelantungan di pohon-pohon dalam hutan dan menjelajahi hutan sejauh sekitar 2 km per hari. Anda ingat mengenai kompetisi tumbuhan hutan dalam mendapatkan sinar matahari? Ya, dalam penjelajahannya Orangutan bergelantungan dari satu pohon menuju pohon satu ke pohon yang lainnya dan selama itulah Orangutan mematahkan beberapa ranting-ranting pohon yang tinggi sehingga cahaya matari dapat menembus dasar permukaan hutan sehingga tunas-tunas dan tumbuhan muda dapat tumbuh dengan baik. Selain Orangutan dapat memberikan kesempatan tunas dan tumbuhan muda mendapatkan cahaya matahari, Orangutan juga bisa mempercepat dormansi biji. Tanya kenapa? Karena menu makan Orangutan salah satunya adalah buah-buahan. Saat Orangutan makan buah-buahan, sebagian biji dari buah yang ia makan juga ikut tertelan, selama dalam perut Orangutan, biji buah mengalami dormansi biji secara optimal sehingga saat biji keluar bersama feses, biji telah siap untuk menjadi tunas.


  • Bagaimana keadaan Orangutan saat ini?
MIRIS, mereka nyaris habis.
Siapa yang menghabisi Orangutan? Manusia.
Manusia yang mana? Manusia yang serakah.

Bumi cukup untuk berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar manusia, tetapi tak akan pernah cukup untuk SATU MANUSIA YANG SERAKAH
Banyak media massa yang memberitakan kekejian manusia dalam pembantaian Orangutan. Penulis pernah mendengar secara langsung dari polisi hutan dan juga film-film pendek yang putarkan oleh berbagai LSM lingkungan di Pangkalan Bun, Kalimantan tengah, bahwa para pemburu liar Orangutan hanya memburu anak-anak Orangutan, sedangkan induknya ditembak mati tanpa ampun. Anak-anak Orangutan tersebut kemudian ditangkap dan diekspor ke luar negeri, ada yang dijadikan Petinju di Thailand, makanan ber-prestige tinggi bagi sebagian etnis Cina, koleksi pribadi, dan sebagainya. Pembantaian yang lebih keji lagi terjadi saat Orangutan dianggap menjadi hama pertanian sawit. 
Kenapa sampai akhirnya Orangutan dapat menjadi hama di kebun sawit?
Hama di habitat sendiri?
Siapa yang mendesak Orangutan menjadi hama di kebun sawit?
Penulis pernah menyaksikan foto yang dipajang di salah satu ruang Orangutan Care Center and Quarantine. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, bukti penganiayaan pekerja sawit yang menyiram orangutan dengan air panas, hingga kulit Orangutan melepuh dan membuatnya sekarat.


  • Bagaimana kaitannya Psycology Animal dengan keadaan Orangutan saat ini?

Apakah Anda tahu bagaimana keadaan psikologi Orangutan yang kemudian diamankan oleh BKSDA (Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam)?
Apakah Anda tahu bagaimana psikologi Orangutan-orangutan yang dilepasliarkan kembali ke hutan?
Jawaban : Sangat memprihatinkan.

Kebanyakan orangutan yang dikarantina adalah orangutan berusia muda, kebanyakan dari mereka adalah yatim piatu. Orangutan adalah primata yang masih kerabat dengan manusia ia memiliki kemampuan dalam mengembangkan keterampilan dan meniru. Dalam masa karantina, dilakukan rehabilitasi fisik, banyak orangutan muda - terutama yang yatim piatu - membutuhkan adaptasi psikologi dan sosial hingga mereka pada akhirnya bisa kembali ke alam bebas dan hidup seperti orangutan pada umumnya. 
Orangutan merupakan mamalia yang mempunyai banyak kemiripan dengan manusia. Rupanya, tak hanya sembarang mirip saja, bahkan 97 persen DNA Orangutan memiliki kesamaan dengan manusia.
Karenanya Fasilitas Karantina dan Pusat Perawatan Orangutan memiliki 'hutan tempat berlatih' dimana anak-anak orangutan tadi bisa mengembangkan kemampuan aboreal dan mendapat kesempatan untuk bertemu dengan pengganti ibunya yang kerap kali membesarkan mereka seperti anaknya sendiri. Idealnya, para yatim piatu ini akan dikenalkan kembali pada alam liar saat berumur 6-8 tahun. Biasanya, saat seekor orangutan siap untuk dikenalkan kembali, ia dibawa ke sebuah hutan terpencil. Orangutan tersebut dilepas, namun pisang, rambutan, dan susu akan disediakan di sebuah platform tempat makan, dua kali sehari. Awalnya seekor orangutan yang baru dilepas akan sangat tergantung pada pemberian ini, namun seiring dengan waktu, ia akan menjadi semakin independen. Namun proses karantina tidak sepenuhnya berhasil pada setiap Orangutan, ada juga Orangutan yang tetap tergantung pada suplai makanan yang disediakan di tempat feeding. Hal tersebut adalah yang terjadi pada Orangutan-orangutan muda yatim piatu, bagaimana dengan orangutan-orangutan yang dirampas habitatnya dan dipaksa pergi atau mati? Orangutan-orangutan akhirnya mengalami tekanan dalam psikologi layaknya manusia, mereka terhimpit tapi mereka juga butuh makan, maka tak ada pilihan lain selain menjadi hama kebun kelapa sawit, dan mirisnya mereka pun takk dapat memilih kelaparan atau bahkan mati ditembak oleh pekerja kebun kelapa sawit. Satu lagi, bagaimana dengan nasib Orangutan yang telah dijadikan petinju di Taman Safari Thailand? Bayangkan bagaimana proses rehabilitasinya? Bayangankan pula apa yang terjadi jika Orangutan 'mantan' petinju dilepasliarkan ke hutan? Silahkan dibayangkan.

"Sebanyak 97 Persen DNA orangutan sama dengan kita. Jadi, kita bisa menularkan penyakit pada orangutan, begitu juga sebaliknya," kata Dr Jumartin Sihite, Presiden Direktur PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) dalam konferensi pers 'Operasi Penyelamatan dan Pelepasliaran Orangutan', Kamis (2/1).

Mari bernyanyi dan mari peduli ^^

Shaggy Dog

SELAMATKAN ATAU HILANG

Berayun ke sana sini
Di antara pohon yang tinggi
Di luasnya belantaraKalimantan dan sumatra
Bulu merah begitu indah
Cerah seperti harapan
Kekayaan alam kita
Satwa asli indonesia
Hutan rimba itu rumahnya
Tidak banyak ia tersisa
Jangan tunggu ia sirna
Selamatkan dari bahaya
Woo o o ooo biar dia nikmati hidupnya
Woo o o ooo hidup bebas di alam merdeka(orangutan)
lindungi lestarikan atau hilang(orangutan)
aku kamu dan semua bisa, sekarang

Tidak guna semua uang
Bila pohon terakhir hilang
Bumi panas makin meranggas
Orang utan makin merana

Woo o o ooo biar dia nikmati hidupnya
Woo o o ooo hidup bebas di alam merdeka(orangutan)
lindungi lestarikan atau hilang(orangutan)
aku kamu dan semua bisa, sekarang
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kemana berkelana abu-abu nyawa rimbaku?
Kemana berpergian gelondong-gelondong serpihan belantaraku?
Kemana hilangnya merdu jeritan satwa hutanku?
Mengapa yang berberkah hati tak lagi bernurani?
Mengapa peduli kau kebiri sendiri?
Siapa?

Siapa yang telah membinatangkan manusia?
Kau sedang berkaca?
------------------------------------------------------------------------------------------



Literatur :
http://elearning.unesa.ac.id/pdf.../psikologi-hewan.pdf
http://profauna.org/content/id/aware/kesejahteraan_hewan_bagi_kesehatan_manusia.html#kesejahteraan
http://world.mongabay.com/indonesian/orangutan.html
http://www.republika.co.id/berita/senggang/unik/12/02/02/lyrcen-ternyata-97-persen-dna-orangutan-sama-dengan-manusia
http://musiklib.org/Shaggy_Dog-Selamatkan_Atau_Hilang-Lirik_Lagu.htm



LET'S SHARE FOR CARE ^^


(Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas Ekologi Hewan, Prodi. Biologi, UMM)